Ranah Minang

Ranah Hijau nan tacinto, nagari nan denai rindu

For you...

Download material such ebook and others, dont represent site author. If it feels useless and copyright owners are not satisfy about this publications, the material will be demolished ----------------------------------------------------materi download ebook dll, bukan mewakili opini pengelola situs - bila dirasa tidak bermanfaat & pihak pemegang copyright keberatan atas publikasi ini, materi akan segera dihapus

Ranah Minang

Ranah Hijau nan tacinto, nagari nan denai rindu, Sawah hijau bukik manjulang, lauik mambiru jo ombaknyo balari lari. Subuah jopatang surau jo masajik dak pernah kosong jo urang, tiok malam urang mangaji malantunkan ayat ayat cinto dari nan Kuaso. Ranah Minang, Ranah nan ta Cinto - Silahkan kalo mengirim postingan ke: dicabrio1.mail@blogger.com

Showing posts with label Nationalism. Show all posts
Showing posts with label Nationalism. Show all posts

KEEP FIGHT

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) itu makanan apa seh?
Kok bisa-bisanya pemerintah memberikan bantuan uang kayak gitu....
Emang pemerintah sudah bisa berdikari/makmur?
Ingat.... hutang masih segunung...
Ok lah... bantuan ke rakyat miskin adalah cara yang sangat baik...
Tapi yang saya sesalkan itu caranya itu loh... yang bener-bener katrok...
Kenapa seh subsidi bbm dicabut, trus uangnya disebar dalam bentuk BLT gitu...
Menurut saya pribadi, itu uang adalah mubadzir...
Seseorang di kota Solo, ada yang berkata; ” saya tidak butuh BLT, tapi yang saya butuhkan adalah akses ekonomi”...
Saya merenung sejenak memahami hal ini...
Benar juga, kata-kata itu... misalkan saja uang satu karisidenan dikumpulakan trus dibuat
untuk membangun industri padat karya atau koperasi misale... bukane itu lebih baik...
Dengan memberikan rakyat miskin pekerjaan yang tersebut...
Itu akan memacu mereka untuk bekerja...
Tapi, dengan BLT...
Hanya memdidik masyarakat miskin menjadi pengemis !!!
Karena mereka akan selalu berharap akan cairnya uang BLT...
Tragis sekali perjalanan bangsa ini....
Terlepas dari BLT...
Kenapa subsidi BBM dicabut? Tidak adakah jalan lain...?
Tidak ada.... (ini jawaban yang menurut saya bulshit dah....)
Ok... saya tunjukan contoh simple saja;
Yaitu pajak ppn dinaikkan (bukan pajak listrik loh) !!!
Saya yakin orang-orang diatas dengan suara lantang menolak dengan alasan membela kaum lemah....
(sekali lagi.... bullshit dah....)
Memang siapa seh yang bakan kena pajak ppn????
Pak tani ??? Jelas bukan....
Yang pasti bakal kena imbas adalah orang-orang kaya (berduit)...
Lah siapa seh orang-orang kaya itu???
Apakah orang-orang pemerintahan atau DPR/MPR yang gajinya selangit bisa dikatakan bukan golongan orang kaya???
Sekarang nalar bukan masalah ini...
Masak seh mau bikin aturan yang menyengsarakan diri sendiri....
Bisa dibilang katrok entar... (hancur dah moral penduduk negeri ini...)
Sebenarnya masih banyak celah yang saya malas membahasnya disini...
Tapi celah-celah itu membutuhkan kerja keras dan pengorbanan....
Aku tidak yakin kok orang-orang yang sekarang berada diatas bisa melaksanakannya....
Karena orang-orang yang benar-benar loyal pada negeri ini masih bisa dihitung dengan jari....

Ok, tak kasih clue penyelesaian yang lain selain pajak ppn...
Brantas tikus-tikus yang memegang kekuasaan
PT Privot (Tembagapura), blok cepu, sumber-sumber lain
PLTN
BBM tanpa subsidi untuk mobil pribadi
Industri kecil menengah (local)
Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
dsb....

cukup itu saja.... soale semakin aku mengetik... semakin meluap amarah dalam diri ini....
jadi karena sikap sabar itu lebih baik maka artikel ini aku cukupkan sekian....
Pesen buat orang-orang yang diatas dan masih loyal pada negara ini;
”Tetaplah berjuang saudaraku.... jangan pernah menyerah..... demi bangsa ini....
demi kami..... demi kita semua....”
>>> KEEP FIGHT <<<NB:
BLT-tak-mendidik-masyarakat-untuk-mandiri
indonesiawelfare
freeport-diminta-laporkan-ekspor-emas-dan-perak
xfr
idkanal
idnews
idkanal
detik

Dari: Ajie.web

Tidak Ada Subsidi BBM

TIDAK ADA SUBSIDI BBM
ITU PENIPUAN MASSAL UNTUK MENGURAS UANG RAKYAT

Diambil dari www.infoindonesia.wordpress.com

Kwik Kian Gie:

Tak ada subsidi BBM. Pemerintah mengambil minyak bumi milik rakyat secara gratis dengan biaya hanya US$ 10/barrel. Tapi karena hanya bisa menjualnya seharga US$ 77/barrel pemerintah merasa rugi jika harga minyak Internasional lebih dari harga itu.

Tapi Indonesia kan Impor?
Kebutuhan = 1,2 juta
Produksi = 1 juta
Impor = 0,2 juta

• Indonesia tidak 100% impor!
• Kebutuhan BBM Indonesia 1,2 juta bph.
• Produksi 1 juta bph (dgn biaya < US$ 15/brl)
• Harusnya impor hanya 0,2 juta bph dengan biaya Harga Internasional +US$15/barrel

Apa Hitungannya?





Jika harga minyak Internasional US$ 125/barrel dan biaya US$ 15/barrel serta impor 200 ribu bph maka pemerintah Indonesia dengan harga Rp 4.500/liter (US$ 77/brl) untung US$ 49,4 juta per hari atau Rp 165,8 Trilyun dalam setahun (1US@=Rp 9.200).
Pemerintah Untung Rp 165,8 Trilyun!
Bohong besar jika bilang Pemerintah rugi Rp 123 Trilyun!



















Konsumsi BBM Indonesia di urutan 116 di bawah negara Afrika seperti Botswana dan Namibia. Jika pabrik dan perusahaan ditutup akan lebih rendah lagi.

Pemakai BBM hanya Orang kaya?
Yang berkata itu tak tahu BBM dipakai orang miskin seperti: Supir Bis, Metromini, Mikrolet Supir Truk pengangkut barang, Para nelayan Penumpang angkot (bukan orang kaya) jika BBM naik pasti menderita karena tarif angkot naik
Jika BBM naik, harga barang naik karena didistribusikan dengan Truk/BBM. Rakyat miskin menderita Jumlah pemilik mobil mewah < 5% (<10 juta) !

BLT Untuk orang miskin?
Pada kenaikan BBM sebesar 125% tahun 2005 tidak semua orang miskin kebagian.
Tahun ini hanya 18 juta. <30% dari 62 juta rakyat miskin> Absolut versi Bank Dunia

BLT 2005 hanya berjalan 1 tahun
Setelah kenaikan BBM seluruh harga barang naik
Jumlah Korban Busung Lapar/Kurang Gizi 5 juta orang
Korban Tewas busung lapar jatuh di Aceh, NTT, Sulsel,dan Papua
Versi Miskin Pemerintah: US$ 0,6/hari. Dunia: US$ 1/hari

Energi Indonesia untuk Siapa?
Indonesia ekspor 70% batubara ke luar negeri
Indonesia pengekspor LNG terbesar di dunia
Indonesia ekspor 500 ribu bph minyak
Sementara listrik sering padam, rakyat antri gas, minyak tanah dan bensin. Energi Indonesia untuk siapa? (Kompas)

Jika energi diprioritaskan untuk dalam negeri dan Pembangkit listrik PLN yang memakai BBM dialihkan ke PLTA, PLTG, atau batubara, maka Indonesia tak perlu impor BBM sama sekali. Indonesia butuh pemimpin cerdas!
90% minyak Indonesia dikelola perusahaan asing!

Perusahaan Asing Kaya, Indonesia Miskin

Keuntungan Perusahaan Migas yang beroperasi di Indonesia, Exxon Mobil tahun 2007 sebesar US$ 40,6 milyar (Rp 373 trilyun) dari pendapatan US$ 114,9 milyar (RP 1.057 trilyun –CNN).
Bagi hasil migas sebesar 85:15 untuk pemerintah dan perusahaan asing baru dilakukan setelah dipotong “Cost Recovery” yang besarnya ditetapkan perusahaan asing. Jika tidak tersisa, Indonesia tidak dapat.
Di Blok Natuna setelah dipotong Cost Recovery Indonesia dapat 0 dan Exxon 100% (Kompas, 13 Oktober 2006)
Transparansi International Indonesia menemukan biaya senang-senang main golf dimasukkan dalam Cost Recovery (DetikFinance.com)

Solusi Pro rakyat
Kenaikan PPN 20% untuk Pertamax. Pajak masuk negara.
Kenaikan harga BBM masuk ke perusahaan minyak. Menaikkan harga Premium menyusahkan rakyat kecil dan menguntungkan perusahaan minyak
Kendaraan pribadi harus beli Pertamax Premium hanya boleh dibeli angkutan umum Jika pemerintah tidak bisa mengawasi ribuan pom bensin, apalagi penyaluran BLT ke puluhan juta rakyat Pajak STNK Mobil Mewah 10% dari harga jual PPN Ekspor 20% untuk Perkebunan (Kelapa Sawit) dan Barang Tambang Nasionalisasi Perusahaan Minyak Asing di Indonesia

Tak ada Subsidi BBM!
Stop Penipuan Massal ini!
Berhenti menyengsarakan rakyat

Nabi: Akan datang sesudahku penguasa. Di atas mimbar memberi petunjuk dengan bijaksana. Tapi bila turun dari mimbar mereka menipu dan mencuri. Hati mereka lebih
busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)

Pengkhianat paling besar adalah penguasa yang memperdagangkan rakyatnya. (HR. Ath-Thabrani)

Bantulah fakir miskin dengan menyebar informasi ini.
Referensi:
Wikipedia, MS Encarta, World Bank, Hadits Web
http://www.plnjaya.co.id/berita/berita_peristiwa.asp?do=view&id=2909&idm=5&idSM=1
http://www.lab2.kuis.kyoto-u.ac.jp/~raymond/pebola/IndoJpnEnergi.html

Pengecutkah Urang Minang Kabaw...!?

Pituah Minang mangatokan;

“Karatau Madang di Ulu, Babuah Babungo Balun, Marantau Bujang Daulu dek di Rumah Baguno Balun.”

Pepatah tersebut menyerukan kepada anak muda Minangkabau untuk pergi merantau dan mencari ilmu pengetahuan, agar kelak kembali ke kampung halamannya untuk membangun negerinya.

“URANG MINANG SARANCAKNYO BALIAK KA ADAIK BASANDI SYARA’, SYARA’ BASANDI KITABULLAH”

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, wa syukurillah, laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Salah satu permasalahan besar yang dihadapi orang Minang dewasa ini adalah; kehilangan yang paling berharga dari dirinya itu sendiri, yaitu jati diri! Suatu debilitas yang dapat mengakibatkan orang lain tidak lagi memandang kepada mereka, meskipun hanya dengan sebelah mata.

 

Demikianlah ”urang Minang” sekarang ini dalam proses perjalanan hidupnya. Mereka ibarat berada pada titik nadir (titik terendah) dari harkat diri dan kediriannya. Padahal selama ini mereka bangga menjadi ”urang Minang”. Mereka bangga karena meskipun jumlah mereka relatif sedikit dibandingkan suku-suku bangsa Indonesia lainnya (sekitar 3% dari jumlah peduduk), namun dalam banyak hal ”urang Minang” banyak yang menonjol serta menjadi pelopor. Mereka umumnya di anggap sebagai suku bangsa yang cerdas, gesit, tangkas, dan pandai memanfaatkan peluang. Disamping itu mereka juga pandai bergaul, bijak dalam bertutur-kata, serta tajam dalam berpikir. Sehingganya tidak heran jika ”urang Minang” cukup menonjol dalam bidang diplomasi, politik, jurnalistik, sastra, budaya maupun agama, termasuk juga handal di bidang bisnis dan perdagangan. Terbukti sejarah pergerakan kemerdekaan di sepanjang abad ke-20 memperlihatkan semua ini dan terukir dalam catatan sejarah pembangunan nasional itu sendiri. Subhanallah!

 

Namun sekarang, semua itu di anggap sebagai sesuatu yang sudah berlalu. Karena segala kebesaran dan kebanggaan itu hanyalah milik generasi sebelumnya. Jika diibaratkan kepada bangsa-bangsa yang pernah memiliki masa-masa kejayaannya di masa lalu, maka generasi muda sekarang di Minang Kabau tinggal ”nebeng” kebesaran masa lalu. Mereka boleh dibilang tidak lagi berprestasi seperti ”orang-orang” dulu, bahkan berada pada titik terendah dibandingkan tingkat pencapaian prestasi suku-suku bangsa lainnya di Indonesia.

 

Penurunan prestasi ”urang Minang” saat ini, lebih disebabkan karena mereka kalah dalam bertarung; lalu menjadi suku bangsa yang dikalahkan. Suku bangsa yang dikalahkan secara fisik, mental, dan spiritual, biasanya akan mengalami trauma yang berkelanjutan bahkan sampai bergenerasi, kecuali jika ”bangsa” itu segera bangkit kembali, seperti yang diperlihatkan oleh bangsa Jerman dan Jepang pasca Perang  Dunia Kedua. Bangsa Jerman dan Jepang hanya kalah dalam hal teknologi perang, tetapi tidak dalam hal intelegensia dan keberanian dalam menghadapi tantangan-tantangan.

 

Trauma kekalahan PRRI bagi ”urang Minang” kelihatannya membekas dalam, sementara hal yang sama tidak berdampak apa-apa bagi orang Manado, Bugis, Banjar, Batak, Melayu Riau, Jambi, serta Palembang,  yang secara langsung atau tidak langsung juga ikut terlibat dalam peristiwa pemberontakan PRRI—Permesta itu. Menurut saya ”Urang Minang” semestinya juga seperti daerah-daerah lainnya itu!? Artinya ya jelas aja daerah-daerah akan kalah melawan tentara pusat yang dilengkapi dengan persenjataan yang cukup. Tapi ingat! Secara fisik memang kalah, tapi kita menang TOTAL dalam ideologi. Buktinya, Komunis merupakan partai terlarang di Indonesia. Namun dengan kekalahan PRRI ”urang Minang” lalau merasa dirinya terhina dan terjajah, sehingga nyaris mereka tidak lagi bisa menegakkan kepala. Akibatnya, kebanggaan kepada diri dan dengan apa yang dimiliki menjadi sirna. Dan inilah yang diperlihatkan oleh ”urang Minang selama dan sepanjang OR-BA (1966) hingga hari ini, di mana mereka menjadi penakut, patuh dan penurut meski disesatkan sekali pun, naudzubillahimindzaliq!?

 

Pandangan Urang Mudo Kapado Adaik Minang!?

 

Dalam suasana globalisasi sekarang ini muncul suatu fenomena baru sebagai konsekuensi negatif globalisasi. Fenomena itu dikenal dengan nama global paradok, yaitu istilah dari kondisi yang mendapat dampak negatif langsung dari globalisasi. Hilangnya identitas individu atau jati diri dan kemudian berkembang menjadi krisis identitas pada masyarakat yang lebih luas, merupakan salah satu ciri utama dari global paradok. Sindrom global paradok bisa masuk ke dalam individu dan kelompok masyarakat manapun di dunia ini, termasuk ke dalam masyarakat Minangkabau yang merupakan bagian dari komunitas internasional. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, masyarakat Minangkabau tentu akan selalu menghadapi dampak-dampak dari setiap perubahan yang terjadi.

 

Begitu juga dengan imbas global paradok yang sedang berlangsung sekarang. Secara sekilas dampak-dampak global paradok dalam masyarakat Minangkabau sudah banyak terlihat terutama dalam berinteraksi sosial masyarakat Minangkabau. Juga terlihat makin jauhnya mesyarakat Minangkabau dari nilai-nilai luhur agama dan adat merupakan indikasi mulai lenturnya identitas diri orang Minangkabau yang berfalsafah ”Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”.

 

Masalah di atas tentu harus diantisipasi sesegera mungkin dalam upaya menyelamatkan generasi penerus dan adat Minangkabau agar tidak terbawa arus globalisasi yang semakin menyesatkan. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah adat Minangkabau dan terus terpelihara dalam kehidupa masyarakat Minangkabau sejak dulu yang merupakan hasil dari harmonisasi unsur agama dan adat merupakan nilai-nilai yang sangat penting dijaga oleh masyarakat Minangkabau. Dengan demikian, pada dasarnya masyarakat Minangkabau telah punya senjata penangkal dampak-dampak negatif lagi menyesatkan dari globalisasi yang sedang dan terus berlangsung. Adat yang salalu seiring dengan nilai-nilai agama merupakan sumber moral ”nan indak lakang dek paneh, indak pulo lapuak dek hujan”, sehingga dengan selalu berada dalam koridor norma-norma tersebut akan bisa membentuk individu-individu yang berkepribadian kokoh sehingga mereka akan bisa menyaring pengaruh-pengaruh negatif dari manapun datangnya.

 

Akan tetapi kemudian yang harus dipertanyakan adalah sampai dimana nilai-nilai luhur tersebut tetap terpelihara dalam masyarakat dan sampai dimana pula upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga dan mewariskan nilai luhur kepada generasi selanjutnya agar dia tetap berkesinambungan. Norma-norma itu tentu tidak bisa bertahan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada upaya untuk melestarikan dan mewariskannya. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya mewariskan nilai-nilai luhur, norma-norma dan ajaran-ajaran yang baik itu secara baik pula dan berkesinambungan. Kendalanya itu terlihat di sini, realita yang ada adalah mandeknya pewarisan ini—untuk tidak mengatakan tidak ada. Pewarisan adat dan budaya serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya kepada generasi selanjutnya akan meminimalisir dampak global paradok pada masyarakat Minang yang terkenal religius dan selalu dipayungi oleh adat dan syara’, insya Allah.

 

Untuk itu alangkah bijaksananya apabila upaya ini dikerjakan bersama-sama oleh yang terhormat para tokoh masyarakat, dan berbagai media di Sumatera Barat selaku penyambung lidah serta sarana komunikasinya.

 

Saketek saran ambo kapado dunsanak kasadonyo di ranah Minang nan dirahmati dek Allah SWT.

Pertamo     : Baliak-lah ka khittoh kito sebagai urang Minang nan sabana-bana mamacik ka ”Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”.

Ka-duo        : Manga pulo kito sarupo urang ”buruak pandia”, maniru-niru gaya jo budaya urang lain nan alah jaleh-jaleh sasek jo manyasekkan!?

Ka-tigo        : Anti pulo-lah maaja anak-kemenakan babahaso ka-jakarta-jakarta-an! Kito kan punyo pulo bahaso surang nan idak kalah rancaknyo?! Manga kito musti marangeh...beko sabanta lai anak-anak tu lah gadang, inyo ka pandai surang se-tu-nyo. Inyo pandai dari sakolah, dari baraja, atau dari bagaua...

Ka-ampek   : Baliak-kan pulo namo-namo tampek kito di Sumatera Barat, kapado namonyo nan samulo sasuai jo pangucapannyo.

Ka-limo       : Indak ado bagai hebat-nyo Jakarta tu, atau ka basabuik bana rancak-nyo pulau bali tu!? Pacayo-lah dunsanak, nagari kito Minang Kabau jo urang-urang-nyo jawuah labiah hebat, jawuah labiah kayo, sarato jawuah pulo labiah rancaknyo!?

 

Dunsanak,

 

Apo dasar ambo manyampaikan limo saran di ateh!? Indak lain karano kasadonyo tu adolah titipan dari Allah SWT, nan alah menakdirkan jo malatakkan kito manjadi bagian dari bumi Minang! Bukan-nyo kito diparintah dek Allah SWT, untuk mamaliharo jo mamanfaatkan apo sajo nan alah dititipkan-Nyo kapado kito!? Jadi marilah kito baliak ka ”Khittoh”, karano jaan-jaan Galodo, Gampo, Pagaruyuang tabaka, Suliknyo hiduik, Masuaknyo faham nan aneh-aneh ka tanah Minang, sarato kejadian-kejadian Ingkar lainnyo, bisa jadi adolah peringatan sabana peringatan dari Allah SWT nan musti kito sadari, wallahu’alam!?

 

Saandainyo ada kato nan salah, sudilah kironyo ambo dibari maaf

Wabillahi Taufiq wal Hidayyah,

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

ICJ, 9 Oktober 2007.

Dari kami nan mancintoi Bundo kanduang jo Ranah Minang karano Allah SWT,

---Uda Dive jo Indonesian Commercial Jockey---

 

[Diambiak dari blok tetangga, untuak kosumsi basamo]